UNIVERSITI KEBANGSAAN MALAYSIA
Seminar Internasional Pelajar Pasca
Siswazah Pendidikan Khas
Pengaruh
Penggunaan Metode Kubaca Terhadap Hasil Belajar Membaca Permulaan Siswa
Tunarungu Kelas B1 di TKLB-B Karya Mulia Surabaya-Indonesia
Khofidotur Rofiah
Corresponding Author, Lecturer at
Surabaya State University
Jl. Ketintang, Surabaya 60231
East Java, Indonesia
E-mail: khofie_whb@yahoo.co.id
Tel: +62857-91234030
Endang Purbaningrum
Lecturer at Airlangga University,
Indonesia
E-mail: ari_plb65@yahoo.com
Abstrak
The purpose of this study was
to examine the influence of the kubaca methods on the results of deaf students
learn to read the beginning of class B1 in Kindergarten of Kindergarten of
Karya Mulia Surabaya. Implementation of this study using a research design
research design Experimentation with Pre One Group Pre Test Post Test. While
data collecting technique using the method of documentation of tests and
observation. The subjects in this study were 8 children with hearing impairment
in class B1 Kindergarten of Kindergarten of Karya Mulia Surabaya who have mild
hearing loss level and have normal average IQ. The material used is read 74
basic words, stringing words into simple sentences consisting of a minimum of
SPO and resolve problems related to beginning reading. Time used was 26 times
with the allocation of 2 x 30 minutes of each meeting. A meeting in early for
pre test and a meeting at the end to post-test.Analysis of data from the
beginning to learn to read using non-parametric statistical formula type
"Test Tag" (Sign Test). The results obtained demonstrate the value of
Z 2.47 calculated by comparison of the critical value α = 0.5 the value of Z is
a rejection limit of 1.96 <Z <-1.96 then Ho is rejected because the Z
value of 2.47 calculated on the value 1, 96. The results showed a significant
effect on the results of deaf students learn to read the beginning of class B1 Kindergarten
of Kindergarten of Karya Mulia Surabaya between before and after the
intervention is given through a Kubaca method.
Key words: Kubaca
method, read the beginning, and deaf students
1.
Introduction
Bahasa
memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sebagai makhluk
sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya diperlukan
adanya suatu komunikasi. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama dalam
menyampaikan gagasan-gagasan, ide, perasaan dan pikiran. Bahasa sebagai
alat komunikasi dengan lingkungan (baik lingkungan kecil dalam ruang dan waktu,
maupun lingkungan besar dalam ruang dan waktu).
Keterampilan
bahasa menurut Agustin (2010:1) adalah
salah satu ketrampilan dasar yang merupakan prasyarat agar dapat
berkomunikasi dengan orang lain. Ketrampilan ini harus dimiliki oleh setiap
orang, tidak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus, termasuk anak tunarungu.
Anak tunarungu mengalami gangguan pada fungsi pendengaran yang menyebabkan anak
tidak mampu untuk menangkap informasi dan mengucapkannya kembali, sehingga
perkembangan bahasanya pun menjadi terhambat. Kondisi ini menyebabkan anak
tunarungu mengalami hambatan dalam hal komunikasi. Hal ini sesuai dengan
pendapat pakar pendidikan tunarungu, Daniel (dalam Sadjaah 2005:1) yang
berpendapat bahwa ketunarunguan
memberikan dampak inti yang diderita oleh yang bersangkutan yaitu gangguan atau
hambatan perkembangan bahasa.
Anak
tunarungu perlu dibekali keterampilan berbahasa agar mereka mampu
berkomunikasi. Upaya pengembangan keterampilan bahasa di SLB-B diberikan
melalui pengajaran berbahasa yang meliputi berbagai aspek, antara lain :
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan
keterampilan menulis. Diantara beberapa keterampilan tersebut, membaca memegang
peranan yang sangat penting.Menurut Bowman membaca merupakan sarana yang tepat
untuk mempromosikan pembelajaran sepanjang hayat. Mengajarkan membaca pada anak
berarti memberi anak tersebut sebuah masa depan, yaitu bagaimana cara
mengeksplorasi dunia manapun yang dia pilih dan memberikan kesempatan untuk
mendapatkan tujuan hidupnya (dalam Sessiani, 2007:18). Membaca sangat penting bagi tunarungu dan merupakan kunci
untuk keberhasilan belajar siswa di sekolah, karena merupakan prasyarat bagi
upaya belajar berbagai mata pelajaran lainnya. Kemampuan membaca dan minat
membaca yang tinggi adalah modal dasar untuk keberhasilan anak dalam berbagai
mata pelajaran. Menurut Ashman &
Elkins, 1994 (dalam Wibowo, 2009:3) menyatakan bahwa banyak penelitian yang
dilakukan selama 30 tahun terakhir ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan
membaca anak tunarungu berada beberapa tahun di bawah anak sebaya/ sekelasnya
anak-anak yang dapat mendengar, terutama kosakata anak tunarungu terbatas.
Mengajarkan
anak membaca sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Hasentab & Horner, 1982 (dalam Purbaningrum, 2001:2) bahwa
perkembangan bahasa anak tunarungu tergantung pada interkorelasi dari berbagai
factor antara lain: intervensi awal, intervensi berbahasa dan pengalaman hidup
anak terkait dengan kehilangan pendengarannya. Dalam hal ini keterampilan
membaca merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa. Menurut
Prasetyono (2008:163) kemampuan membaca pada usia dini banyak mempengaruhi
tingkat intelegensi anak. Semakin dini seorang anak belajar membaca maka
semakin gemar ia membaca dan semakin baik ia membaca. Maka seharusnya orang tua
dan guru mengajarkan anak membaca sejak dini. Kemampuan membaca merupakan dasar
untuk menguasai berbagai ilmu. Jika pada usia sekolah permulaan tidak segera
memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami kesulitan dalam mempelajari
berbagai kegiatan belajar. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca agar ia
dapat membaca untuk belajar (Abdurrahman, 1999).
Anak
usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat,
baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila dikatakan bahwa
usia dini adalah usia emas (golden age),
di mana anak sangat berpotensi mempelajari banyak hal dengan cepat termasuk
belajar membaca. Doman (2005:13) juga mendukung pernyataan ini, karena
menurutnya waktu terbaik untuk belajar membaca kira-kira bersamaan waktunya
dengan anak belajar bicara, dan masa peka belajar anak terjadi pada rentang
usia 3 hingga 5 tahun. Memperkenalkan dunia membaca kepada anak lebih awal,
akan membantunya memiliki kemampuan untuk mengenali banyak hal dan memberinya
pemahaman tentang sesuatu yang mereka baca. Setiap anak yang terbiasa membaca
sejak dini, akan mempelajari cara berbahasa yang benar. Dengan demikian, mereka
memiliki peluang untuk bisa menjalin hubungan secara lebih luas dengan keadaan
di sekelilingnya (Hariyanto, 2009:53). Hal yang tidak kalah penting adalah
kemampuan dasar yang dibentuk dengan cara membaca akan terus terbawa selamanya.
Pada usia dini, anak yang tidak bisa mempertahankan ingatannya terhadap apa
yang telah dipelajarinya merupakan sesuatu yang sangat wajar. Hal yang
terpenting adalah sikap yang tidak mudah menyerah dan putus asa untuk tetap
mengajarinya membaca. Maka dapat disimpulkan bahwa pengajaran membaca sejak
usia Taman Kanak-kanak atau bahkan sejak usia 3 tahun bukanlah sesuatu yang
aneh atau tidak boleh dilakukan, karena yang terpenting adalah pengemasan
materi serta metode yang digunakan.
Saat
ini terdapat metode baru untuk meningkatkan keterampilan membaca yaitu metode
membaca cepat Kubaca yang diciptakan oleh Litasari pada tahun 2003. Setelah
metode ini diujicobakan pada anak usia 3-4 tahun, metode kubaca mulai
disebarluaskan di Indonesia sejak Juli 2005, dan telah terdaftar dengan Hak
Cipta No. 031744 Tanggal 27-12-2005. Keunggulan metode Kubaca terletak pada
sistem membaca kata secara utuh, dengan pilihan kata yang tepat (corpus
linguistik) sesuai dengan perkembangan pemerolehan bahasa anak sebagai pembaca pemula.
Jadi, metode Kubaca langsung mengajari anak membaca kata. Kemudian anak diajari
menyusun kata menjadi kalimat yang baik dan benar, anak akan lebih mudah dan
cepat dalam membaca. Hal ini sangat berbeda dengan pembelajaran membaca di
sekolah pada umumnya yang mengajarkan huruf alfabet atau suku kata yang tidak
bermakna. Menurut Litasari, penemu dan pengembang metode kubaca, Metode kubaca
dipijakkan pada konsep emergent literacy (kebutuhan yang harus dipenuhi) bukan
reading readiness (hanya mempersiapkan anak membaca) yang lebih holistic dan
sadar akan kemajemukan kecerdasan manusia, terutama pada masa pertumbuhan dan
perkembangan anak. Metode pembelajaran kubaca juga mempunyai konsep belajar
membaca berbasis kata bukan mengeja huruf. Dengan metode kubaca, pembaca
pemula, terutama anak balita, akan belajar membaca melalui berbagai macam
permainan yang menyenangkan dan dibantu dengan kartu-kartu kata. Bagi balita,
metode kubaca akan menjadi lahan yang subur dan papan lontar (spring-board)
bagi perkembangan kreatifitas mereka serta memberi mereka kemampuan menggagas
sesuatu, baik secara lisan maupun tertulis (dalam Hariyanto, 2009:48).
Anak
gangguan pendengaran dijuluki sebagai insan visual, oleh karena itu keseluruhan
kegiatannya banyak ditopang oleh fungsi visualnya (Sadjaah, 2005:24). Dengan
karakteristik yang seperti itu, maka diperlukan suatu solusi metode
pembelajaran membaca yang inovatif dengan media kartu kata untuk
memvisualisasikan materi pelajaran yang disampaikan untuk menghilangkan kesan
abstrak, sehingga materi pelajaran dapat tersampaikan secara efektif dan
efisien. Mengingat ketertarikan penulis
akan betapa pentingnya pembelajaran membaca bagi tunarungu khususnya pada
tunarungu usia dini, maka dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar membaca permulaan melalui metode kubaca pada siswa tunarungu
kelas B1 di TKLB-B Karya Mulia Surabaya.
Berdasarkan
latar belakang yang dikemukakan dalam paparan tersebut, maka dapat
dirumuskan sebagai berikut. (1)
“Bagaimana pelaksanaan metode kubaca terhadap hasil belajar membaca
permulaan siswa tunarungu kelas B1 di
TKLB-B Karya Mulia Surabaya?”, (2) “Bagaimanakah pengaruh metode kubaca
terhadap hasil belajar membaca permulaan siswa tunarungu kelas B1 di TKLB-B
Karya Mulia Surabaya?”. Sedangkan tujuan adalah, (1) Untuk mengkaji pengaruh metode kubaca
terhadap hasil belajar membaca permulaan siswa tunarungu kelas B1 di TKLB-B
Karya Mulia Surabaya, (2) Untuk mengkaji hasil belajar membaca permulaan siswa
tunarungu sebelum dan sesudah
diintervensi melalui metode kubacaStudy Design
2.
Metode Penelitian
Pada
penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif pra eksperimental
dengan menggunakan desain “the one group pretest posttest design”. Sedangkan
teknik pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi tes dan observasi.
Metode dokumentasi untuk memperoleh dan mengumpulkan data tentang sampel yang
meliputi umur, tingkat kecerdasan rata-rata dan tingkat ketunarunguan siswa.
Metode tes digunakan untuk memperoleh
data hasil belajar pada anak sebelum diberikan intervensi dan sesudah diberikan
intervensi. Tes yang digunakan ada dua yakni pre test untuk mengetahui hasil
belajar membaca permulaan siswa tunarungu sebelum diberikan intervensi dengan
menggunakan Metode Kubaca. Kemudian post test untuk mengetahui hasil hasil
peningkatan belajar membaca permulaan siswa tunarungu setelah diberikan Metode
Kubaca. Soal yang digunakan pada materi pre test dan post test memiliki materi
yang sama mengenai belajar membaca permulaan siswa tunarungu. Observasi dalam
penelitian ini digunakan sebagai metode pendukung dalam memperoleh informasi
dan data. Peneliti menggunakan metode observasi partisipatif dimana peneliti
berinteraksi secara penuh saat proses pembelajaran dengan subjek penelitian.
3.
Sampel Penelitian
Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini tidak bersifat random, hal ini disebabkan
oleh adanya perbedaan karakteristik pada
setiap siswa tunarungu. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi tunarungu
kelas B1 di TKLB-B Karya Mulia yang berjumlah 8 siswa dengan karakteristik
sebagai berikut: (1) Usia antara 6-8 tahun, (2) Tingkat ketunarunguan 80 dB ke
atas, (3) Tingkat IQ normal 90-112. Materi yang digunakan adalah membaca 74
kata dasar, merangkai kata menjadi kalimat sederhana yang terdiri dari minimal
SPO dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan membaca permulaan. Waktu
yang digunakan adalah 26 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 30.
Tabel
1. Data Subjek Penelitian Siswa Kelas B1 di TKLB-B Karya Mulia Surabaya
No
|
Nama
|
Jenis Kelamin
|
Tempat/Tgl Lahir
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
AH
AK
AN
DL
HA
MD
NS
YT
|
L
P
P
P
P
P
P
P
|
Surabaya, 22 Mei 2005
Surabaya, 26 November 2004
Surabaya, 11 Maret 2004
Surabaya, 26 Desember 2003
Surabaya, 30 Januari 2005
Wonogiri, 08 Maret 2005
Surabaya, 03 Juni 2004
Gresik, 24 Maret 2005
|
4.
Analisis
Data
Analisis
data hasil belajar membaca permulaan menggunakan rumus statistik non parametric
jenis “Uji Tanda” (Sign Test). Uji tanda yang berdasarkan atas tanda positive
dan negative, dari perbedaan antara pasangan pengamatan. Bukan didasarkan atas
besarnya perbedaan. Uji tanda dapat dipergunakan untuk mengetahui efek dari
suatu treatment tertentu (Djarwanto, 2004:17).
Adapun
Interpretasi Hasil Analisis Data yang akan diuji adalah; (1) Jika ZH ≤ Z tabel,
Ho diterima, yang artinya “tidak ada pengaruh penggunaan metode kubaca terhadap
hasil belajar membaca permulaan siswa tunarungu kelas B1 di TKLB-B Karya Mulia
Surabaya”, (2) Jika ZH > Z tabel, berarti Ho ditolak, dan Ha diterima yang
artinya “ada pengaruh penggunaan metode kubaca terhadap hasil belajar membaca
permulaan siswa tunarungu kelas B1 di TKLB-B Karya Mulia Surabaya”.
5.
Hasil
Penelitian
Pelaksanaan
penelitian dalam meningkatkan hasil belajar
membaca permulaan siswa tunarungu menggunakan metode Kubaca ini diawali dengan pemberian pretest yang
berupa tes baca kepada seluruh siswa tunarungu kelas B1 TKLB B. Pretest ini
dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan siswa tunarungu mengenai
74 kata dasar sebelum diberikan perlakuan atau intervensi. Adapun soal pretest terdiri atas kategori soal; (1)
Membaca 20 kata dasar, (2) Logika berbahasa dengan memilih susunan kalimat yang
tepat yang terdiri atas 2 kata dengan jumlah soal sebanyak 3 soal, (3) Logika
berbahasa dengan memilih susunan kalimat yang tepat yang terdiri atas 3 kata
dengan jumlah soal sebanyak 3 soal, (4) Melengkapi kalimat dengan pilihan kata
yang sesuai sebanyak 5 soal, (5) Menjawab dengan benar pertanyaan sebagai
indikasi pemahaman terhadap kalimat sebanyak 5 soal, (6)Membaca kalimat dengan
45 kata yang terbagi menjadi 7 soal.
Pre
test ini diberikan pada awal pertemuan sebelum siswa tunarungu diberikan
intervensi. Untuk nilai hasil pretest siswa tunarungu kelas B1 TKLB B Karya
Mulia Surabaya dengan 8 sampel terlihat pada tabel 2 berikut:
Tabel
2. Data Hasil Pre Test Hasil Belajar Membaca Permulaan Sebelum diIntervensi
Menggunakan
Metode
Kubaca
No
|
Nama Subyek
|
Nilai Pretest Per
Kategori Soal
|
Jumlah
|
|||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
|||
1
|
AH
|
8
|
2
|
3
|
4
|
2
|
10
|
29
|
2
|
AK
|
6
|
2
|
3
|
4
|
4
|
4
|
23
|
3
|
AN
|
12
|
2
|
3
|
4
|
6
|
14
|
41
|
4
|
DL
|
16
|
6
|
6
|
6
|
10
|
14
|
58
|
5
|
HA
|
17
|
6
|
3
|
8
|
8
|
10
|
52
|
6
|
MD
|
8
|
2
|
3
|
4
|
8
|
10
|
35
|
7
|
NS
|
8
|
6
|
3
|
2
|
6
|
11
|
36
|
8
|
YT
|
18
|
4
|
9
|
8
|
10
|
12
|
61
|
Rata-rata
|
41,9
|
Keterangan:
A.
Membaca
20 kata dasar
B.
Logika
berbahasa dengan memilih susunan kalimat yang tepat yang terdiri atas 2 kata
dengan jumlah soal sebanyak 3 soal
C.
Logika
berbahasa dengan memilih susunan kalimat yang tepat yang terdiri atas 3 kata
dengan jumlah soal sebanyak 3 soal
D.
Melengkapi
kalimat dengan pilihan kata yang sesuai sebanyak 5 soal
E.
Menjawab
dengan benar pertanyaan sebagai indikasi pemahaman terhadap kalimat sebanyak 5
soal
F.
Membaca
kalimat dengan 45 kata yang terbagi menjadi 7 soal
Setelah
peneliti mengetahui rendahnya hasil belajar keterampilan membaca permulaan
mengenai 74 kata dasar melalui pretest, Peneliti menggunakan metode membaca
cepat “Kubaca” sebagai intervensi atau perlakuan. Waktu yang digunakan dalam
penelitian ini ialah 26 kali pertemuan dengan 24 kali intervensi. Setiap
intervensi dilakukan selama 2 x 30 menit pada setiap pertemuan. Materi intervensi
yang diterapkan pada setiap pertemuan yaitu mengenai; (1) Membaca 74 kata
dasar, (2) Logika berbahasa, (3) Melengkapi kalimat, (4) Membaca kalimat, (5)
Memahami pertanyaan.
Penelitian
ini diawali dengan pembelajaran membaca kartu kata secara klasikal terlebih
dahulu, lalu dilanjutkan dengan pembelajaran secara individual. Adapun
langkah-langkah pembelajarannya adalah; (1) Guru memberikan beberapa kartu kata
(seperti yang telah ditentukan dalam silabus), (2) Guru membacakan kartu kata
dan siswa memperhatikan tanpa menirukan, (3) Guru membacakan kartu kata dan
siswa memperhatikan dengan menirukan, (4) Siswa membaca kartu kata yang
ditunjukkan oleh guru, (5) Guru mengacak kartu kata dan menyuruh siswa
membacakan secara acak, (6) Guru menyusun kartu kata menjadi rangkaian kalimat
yang terdiri dari 2-3 kata, (7) Siswa mengerjakan beberapa permainan bahasa
yang terdapat pada buku membaca cepat dan LKS, (8) Guru memberikan reward
berupa stiker bagi siswa yang dapat mengerjakan permainan bahasa yang terdapat
pada buku membaca cepat dan LKS dengan benar.
Pemberian
postest dilakukan setelah pemberian intervensi
terakhir dilakukan. Postest dilakukan untuk mengetahui hasil belajar
membaca permulaan siswa tunarungu kelas B1 di TKLB-B Karya Mulia Surabaya
setelah diberikan intervensi berupa pengajaran membaca permulaan melalui metode
Kubaca. Tes yang digunakan dalam postest
memiliki materi yang sama dengan soal pretest. Hal ini dilakukan bertujuan
untuk mengukur seberapa besar perubahan/perbedaan nilai hasil belajar membaca
permulaan siswa antara sebelum dan sesudah diberikannya intervensi berupa
pengajaran membaca permulaan melalui metode kubaca. Adapun hasil nilai postest
dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
No
|
Nama Subyek
|
Nilai Pretest Per
Kategori Soal
|
Jumlah
|
|||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
|||
1
|
AH
|
12
|
4
|
6
|
6
|
8
|
25
|
61
|
2
|
AK
|
11
|
2
|
3
|
4
|
6
|
24
|
50
|
3
|
AN
|
20
|
4
|
6
|
8
|
8
|
40
|
86
|
4
|
DL
|
20
|
6
|
9
|
6
|
8
|
41
|
90
|
5
|
HA
|
20
|
4
|
6
|
6
|
8
|
37
|
81
|
6
|
MD
|
16
|
4
|
6
|
10
|
10
|
40
|
86
|
7
|
NS
|
13
|
2
|
3
|
8
|
6
|
26
|
58
|
8
|
YT
|
20
|
6
|
6
|
6
|
8
|
39
|
85
|
Rata-rata
|
74,6
|
Tabel
3. Data Hasil Post Test Hasil Belajar Membaca Permulaan Sesudah diIntervensi Menggunakan Metode Kubaca
Keterangan:
A.
Membaca
20 kata dasar
B.
Logika
berbahasa dengan memilih susunan kalimat yang tepat yang terdiri atas 2 kata
dengan jumlah soal sebanyak 3 soal
C.
Logika
berbahasa dengan memilih susunan kalimat yang tepat yang terdiri atas 3 kata
dengan jumlah soal sebanyak 3 soal
D.
Melengkapi
kalimat dengan pilihan kata yang sesuai sebanyak 5 soal
E.
Menjawab
dengan benar pertanyaan sebagai indikasi pemahaman terhadap kalimat sebanyak 5
soal
F.
Membaca
kalimat dengan 45 kata yang terbagi menjadi 7 soal
Tabel
4. Rekapitulasi Hasil Pre Test dan Post Test Hasil Belajar Membaca Permulaan
Melalui
Penggunaan Metode Kubaca
No
|
Nama Subyek
|
Pretest
|
Post Test
|
1
|
AH
|
29
|
61
|
2
|
AK
|
23
|
50
|
3
|
AN
|
41
|
86
|
4
|
DL
|
58
|
90
|
5
|
HA
|
52
|
81
|
6
|
MD
|
35
|
86
|
7
|
NS
|
36
|
58
|
8
|
YT
|
61
|
85
|
Rata-rata
|
41,9
|
74,6
|
Berikut
ini akan disajikan analisis dengan menggunakan “Uji Tanda” (Sign Test) Zh,
untuk mengadakan estimasi tentang nilai kritis dari suatu distribusi yang
diambil secara terus menerus terhadap suatu populasi pada pola uji pre test dan
post test hasil belajar membaca permulaan.
Tabel
5. Tabel Kerja Hasil Pre Test dan Post Test dalam Perubahan Tanda (+/ -)
Tentang
Pengaruh Penggunaan Metode Kubaca
Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan
Siswa Tunarungu Kelas B1di TKLB-B Karya
Mulia Surabaya
No
|
Nama
|
Nilai
|
Perubahan +/-
|
|
Pre test
|
post test
|
|||
1
|
AH
|
29
|
61
|
+
|
2
|
AK
|
23
|
50
|
+
|
3
|
AN
|
41
|
86
|
+
|
4
|
DL
|
58
|
90
|
+
|
5
|
HA
|
52
|
81
|
+
|
6
|
MD
|
35
|
80
|
+
|
7
|
NS
|
36
|
58
|
+
|
8
|
YT
|
61
|
85
|
+
|
Jumlah Tanda
|
X= 8
|
6.
Pembahasan
Hasil
Pengaruh
Penggunaan Metode Kubaca terhadap Hasil Belajar Membaca Permulaan Siswa
Tunarungu Kelas B1 di TKLB-B Karya Mulia Surabaya. Nilai kritis α = 0,5 batas
penolakan nilai Z adalah 1,96 < Z < -1,96 karena nilai Z hitung sebesar
2,47 diatas nilai 1,96 maka Ho ditolak. Berarti ada pengaruh yang signifikan
setelah diberi perlakuan atau intervensi pada subyek dengan menggunakan metode
Kubaca terhadap kemampuan membaca permulaan siswa tunarungu kelas B1 TKLB-B
Karya Mulia Surabaya pada 5 aspek kemampuan meliputi; (1) Membaca 74 kata
dasar, (2) Logika berbahasa, (3) Melengkapi kalimat, (4) Membaca kalimat, (5)
Memahami pertanyaan.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar membaca permulaan siswa tunarungu kelas B1 di TKLB-B Karya Mulia
Surabaya setelah dilakukan intervensi dengan menggunakan metode Kubaca.
Terdapat perubahan yang sangat baik antara hasil pre test dan post test. Hal
ini terlihat dari perbedaan nilai yang signifikan pada tes yang dilakukan
sebelum dan sesudah diberikannya intervensi melalui metode kubaca. Dalam
penelitian ini terdapat beberapa masalah yang menyebabkan tidak optimalnya
hasil penelitian, antara lain: (1) Seringnya siswa tidak masuk kelas, terlihat
pada kasus NS, (2) Kurangnya motivasi belajar anak yang menyebabkan anak sering
mengantuk dan malas belajar, terlihat pada kasus AK, (3) Keterbatasan daya
tangkap terhadap materi yang diberikan yang merupakan pengaruh dari
ketunarunguannya, terlihat pada kasus AH dan MD. Masalah tersebut dapat
teratasi dengan pemberian pengulangan materi sebelumnya disetiap awal kali intervensi
untuk bertujuan agar siswa tidak mudah lupa terhadap materi yang diberikan
sebelumnya dan untuk mengejar ketertinggalan materi bagi siswa yang tidak
masuk.
Terlepas
dari semua itu, dalam penelitian ini metode kubaca telah membuktikan bahwa anak
usia dini juga berpotensi diajarkan membaca. Hal ini sesuai dengan pendapat
Prasetyono (2008:163) kemampuan membaca pada usia dini banyak mempengaruhi
tingkat intelegensi anak. Semakin dini seorang anak belajar membaca maka
semakin gemar ia membaca dan semakin baik ia membaca. Maka seharusnya orang tua
dan guru mengajarkan anak membaca sejak dini. Hal ini dikarenakan anak usia
dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik
fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila dikatakan bahwa
usia dini adalah usia emas (golden age),
di mana anak sangat berpotensi mempelajari banyak hal dengan cepat termasuk
belajar membaca.
Hal
ini sebanding dengan penelitian yang dilakukan Litasari, penemu dan pengembang
metode kubaca, pada tahun 2003 terhadap beberapa subyek dengan intelegensi
normal dan berusia 3 tahun ke atas (balita) dalam melatih kemampuan membaca
permulaan menggunakan metode Kubaca yang mencapai tingkat keberhasilan diatas
90%. (Sumber: Kubaca). Penelitian tersebut mendukung hasil penelitian ini yaitu
metode kubaca merupakan metode yang signifikan digunakan untuk meningkatkan
hasil belajar membaca permulaan siswa tunarungu kelas B1 di TKLB-B Karya Mulia
Surabaya.
7.
Kesimpulan
Terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar membaca permulaan siswa
tunarungu kelas B1 TKLB B Karya Mulia Surabaya dengan menggunakan Metode
Kubaca. Hal ini dapat terbukti dari hasil belajar membaca permulaan siswa
tunarungu sebelum diberikan intervensi memperoleh nilai rata-rata 41,9 dan setelah
diberikan intervensi melalui Metode Kubaca hasil belajar membaca permulaan
siswa tunarungu kelas B1 TKLB B Karya Mulia Surabaya mengalami peningkatan
dengan nilai rata-rata 74,6.
Berdasarkan
hasil penelitian, dapat diketahui nilai Z hitung sebesar 2,47 lebih besar
daripada nilai kritis α = 0,5 batas penolakan nilai Z adalah 1,96 < Z <
-1,96. Sehingga pengujian yang telah dilakukan diketahui bahwa hipotesis nol
ditolak dan hipotesis kerja diterima. Hal ini berarti ada pengaruh penggunaan
metode Kubaca terhadap hasil belajar membaca permulaan siswa tunarungu kelas B1 di TKLB-B Karya
Mulia Surabaya. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar membaca permulaan siswa tunarungu usia dini
(usia TK) salah satunya adalah dengan cara melalui penggunaan metode Kubaca.
Hal ini telah dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan : Ada pengaruh
penggunaan metode Kubaca terhadap hasil belajar membaca permulaan siswa
tunarungu kelas B1 di TKLB-B Karya Mulia Surabaya.
Adapun
saran yang dapat diberikan yaitu; (1) Semua materi baik LKS maupun Buku Membaca
Cepat pada metode kubaca, menggunakan
huruf balok. Sebaiknya bagi anak tunarungu, khususnya siswa TKLB-B Karya Mulia
Surabaya, materi diberikan menggunakan huruf latin tegak bersambung karena
huruf latin tegak bersambung digunakan juga untuk mengontrol berbicaranya, (2)
Materi pada metode kubaca, gambar tidak diberikan untuk menjelaskan kata (namun
pada LKS dan Buku Membaca Cepat tetap terdapat gambar). Sebaiknya bagi anak
tunarungu, khususnya siswa TKLB-B Karya Mulia Surabaya gambar diberikan perkata
untuk menyamakan persepsi akan konsep. Hal ini dikarenakan anak tunarungu lebih
dapat mencerna informasi dengan baik menggunakan bantuan visual (gambar), (3)
Pelaksanaan metode kubaca level 1, waktu yang ditargetkan adalah 24 X 60 menit,
namun bagi anak tunarungu perlu waktu tambahan untuk lebih membentuk pemahaman
konsep per kata yang diberikan, jadi selain siswa bisa membaca (menerjemahkan
simbol tulisan kedalam ucapan) namun mereka juga mengerti makna per kata.
Referensi
Abdurrahman,
M. (1999). Pendidikan Bagi Anak
Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Agustin,
Erfira. (2010). Peningkatan Ketrampilan
Menulis Cerita melalui Teknik Mind Mapping pada Siswa Tunarungu Kelas V SLB
Negeri Lamongan. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya: JPLB FIP UNESA.
Arikunto,
Suharsimi. (2003). Dasar- dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Bunawan,
Lani dan Yuwati C.S. (2000). Penguasaan
Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta: Yayasan Santi Rama.
Doman,
G., dan Doman, J. (2005). How To Teach
Your Baby To Read: Bagaimana Mengajar
Bayi Anda Membaca
(Alih Bahasa: Grace
Satyadi). Jakarta: Tigaraksa
Satria.
Ferniati, F.D. (2010). Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan
dengan Menggunakan Media Flashcard pada Siswa Tunarungu kelas I di SLB B/C Siti
Hajar Sidoarjo. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: JPLB FIP UNESA.
Grainger, J. (2003). Problem Perilaku,
Perhatian, dan Membaca
pada Anak:Strategi Intervensi
Berbasis Sekolah (Alih Bahasa: Enny Irawati). Jakarta: Grasindo.
Hainstock, E. G. (2002). Montessori untuk
Anak Prasekolah. Jakarta:
Pustaka Delaprasta.
Hariyanto, Agus. (2009). Membuat Anak Anda Cepat Pintar Membaca!.
Jogjakarta: DIVA Press.
Hurlock, E.B. (1997). Perkembangan Anak Jilid I (Alih Bahasa:Meitasari Tjandrasa dan Muslichach
Zarkasih). Jakarta: Erlangga.
Iskandarwassid, dan Sunendar. (2009). Strategi
Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda.
Mar’at, S. (2005). Psikolinguistik – Suatu Pengantar. Bandung: Refika Aditama.
Patmonodewo, S. (1995). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.
Prasetyono, D.S. (2008). Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak
Sejak Dini. Jogjakarta: DIVA Press.
Purbaningrum, E. (2001). Pengaruh Bimbingan Ketrampilan Berbahasa
Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Tunarungu Pra Sekolah. Tesis magister
kesehatan yang tidak dipublikasikan. Surabaya: UNAIR.
Purwanto,
N., dan Alim, D. (1997). Metodologi
Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Rosda
Jayaputra.
Sadjaah, E. (2005). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan
Pendengaran Dalam Keluarga. Jakarta: Depdikbud.
Saleh, Samsubar. (1996). Statistik Nonparametrik Edisi 2.
Yogyakarta : BPFE
Sessiani, L.A. (2007). Pengaruh Metode Multisensori dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak Taman Kanak-kanak.
Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: F-Psikologi UNDIP.
Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung:
Refika Aditama
Sudjana. (1996). Metoda Statistika Edisi Ke 6. Bandung : Tarsito.
Suyanto,
S. (2005). Dasar-dasar Pendidikan
Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Hikayat.
Tim
Penyusun Kamus Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa.
(1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia – Edisi Kedua, Cetakan Kesepuluh.
Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Penyusun. (2006). Panduan dan Penulisan Skripsi. Surabaya:
Unipress
Tim Penyusun.
(2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi
TKLB-B. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wahyuni, Sri., Ibrahim, A.S
(Penyunting). (2010). Cepat Bisa Baca.
Jakarta: Gramedia.
Wibowo, E.K. (2009). Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan
melalui Metode Glenn Doman bagi Anak Tunarungu Kelas II di Sekolah Kebutuhan
Khusus Bangun Bangsa Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: JPLB
FIP UNESA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar